feedburner

Teruslah bergerak, hingga KELELAHAN itu LELAH mengikutimu,
Teruslah berlari, hingga KEBOSANAN itu BOSAN mengejarmu,
Teruslah berjalan hingga KELETIHAN itu LETIH bersamamu

Jepang di Mataku: Sumber Inspirasi (Part 2)


Satu sifat mereka yang bisa menjadi inspirasi adalah etos kerja mereka yang tinggi. Bisa digambarkan dari cara berjalan mereka yang serba cepat, seperti ingin bersaing dengan waktu. Bagi mereka, menyelesaikan pekerjaan adalah hal yang dapat memuaskan hati mereka. Saking mereka sangat mencintai pekerjaan, menyeimbangkan waktu antara pekerjaan, hubungan pribadi, aktivitas lain, dan bahkan untuk diri sendiri adalah hal yang sulit. Itulah tidak sehatnya orang Jepang. Banyak fenomena karoshi (mati karena kelebihan kerja) yang menimpa orang Jepang. Biasanya dikarenakan waktu kerja yang lama tidak diseimbangi dengan istirahat, makan, dan olahraga yang cukup. Yang paling ditakutkan adalah pada saat mereka sudah mencapai level workaholic. Workaholic merupakan bentuk lain dari kecanduan. Dan pada saat mereka sudah sampai tahap kecanduan, hal itu tidak sehat.
Sifat orang Jepang yang introvert dan workaholic tadi harus diwaspadai. Karena kedua hal tersebut dapat membuat stress dan tidak sedikit dari mereka yang akan melakukan tindakan nekat, bunuh diri.

Jika ditanya, apalagi yang Saya suka dari Jepang, Saya akan menjawab kebudayaannya. Mungkin hal ini merupakan salah satu ciri khas yang menarik dari negara-negara di Asia. Kebudayaan di tiap Negara di Asia sangat beragam, bisa mencapai lebih dari 50 macam. Tidak terkecuali di Jepang. Dari agama, festival, hari raya, masakan, seni dan suku bangsa di Jepang. Indonesia pun tidak mau melewatkan kesempatan merasakan budaya-budaya dari Jepang. Maka dari itu, di Jakarta, ibu kota Indonesia, dan beberapa kota besar lainnya sering diadakan pameran tentang perayaan-perayaan di Jepang, meskipun tidak sebanyak dan seheboh aslinya. Hari raya di Jepangpun juga sangat banyak, dari yang menyadur barat yaitu hari Valentine sampai hari ulang tahun Kaisar. Kira-kira ada lebih dari 17 hari raya di Jepang. Sayangnya orang Jepang mengkategorikan agama sebagai kebudayaan. Jadi susah untuk menggolongkan orang Jepang berdasarkan agamanya karena biasanya mereka mengikuti setiap perayaan keagamaan yang ada.

Makanan Jepang adalah makanan daerah yang, tidak sedikit diantara jenisnya, dimakan dalam keadaan mentah. Makanan Jepang cukup diminati di Indonesia, hal itu terbukti dari menjamurnya rumah makan Jepang di Jakarta. Tapi, makanan Jepang bukan makanan yang bisa cepat diadaptasi. Beberapa orang konsumen makanan Jepang pertama kali mengalami diare karena ketidakcocokan dengan perut mereka. Ciri khas juga dari masakan Jepang adalah sambalnya yang bernama wasabi. Rasa sambalnya tidak seperti sambal-sambal yang kita rasakan di Indonesia. Rasa pedasnya Wasabi sangat menyengat sampai ke hidung.
Hanya saja, karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim, mereka akan sangat kesulitan mencari restoran yang berlabelkan halal di Jepang sana. Jadi, untuk kami orang Indonesia, harus hati-hati dalam pilih makanan. Makanan mentah jika pengolahannya tidak baik juga akan mengakibatkan penyakit.

Saya berencana melanjutkan kuliah di Jepang. Jepang dengan University of Tokyonya menempati urutan pertama Universitas top se-Asia pada tahun 2009 dan menjadi peringkat ke 24 dunia berdasarkan Webometrics Ranking of World Universities Top500 July 2009. Hal itu membuktikan bahwa Jepang, selain dalam hal ekonomi dan teknologi, juga maju dalam bidang pendidikannya. Tidak sedikit pula program kerjasama dalam bidang pendidikan yang dilakukan Indonesia dan Jepang. Melalui JASSO (Japan Student Services Organization) sebagai penghubung antar Negara, mereka juga melayani pendaftaran beasiswa. Dari program Monbukagakusho sampai beasiswa Depnaker (kerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja Indonesia). Siapapun memiliki kesempatan belajar ke Jepang. Di Indonesia pun juga sering ada pameran pendidikan Jepang untuk memberikan informasi bagi masyarakat tentang pendidikan di sana.
Subjek pelajaran Sastra Jepang untuk pendidikan sarjana juga sudah banyak dibuka di berbagai Universitas di Indonesia. Hal itu berarti pelajaran bahasa Jepang sendiri cukup dinikmati oleh mahasiswa Indonesia.
Hal yang paling dekat tentang Jepang dengan masyarakat Indonesia adalah hiburannya. Dari film, musik, anime, sampai manga. Film Jepang banyak dinikmati oleh orang Indonesia, dan mereka bersepakat bahwa film Jepang sangat inspiratif. Ide ceritanya sendiri sangat unik. Suatu hal yang ringan tapi dapat terpikirkan oleh sineas-sineas Jepang. Tidak seperti sinetron Indonesia yang berlama-lama, sinetron Jepang sangat to the poin dan tidak bertele-tele.
Musik Jepang juga sudah merasuki kaum muda Indonesia. Saya percaya bahwa tidak semua dari pendengar musik Jepang mengerti lirik dari lagu. Namun, musik Jepang merupakan jenis musik yang easy-listening. Bahkan banyak juga yang membuat fans club untuk idola kesayangan mereka.
Anime dan manga dari Jepang telah mencetak otaku-otaku di Indonesia. Komik-komik yang beredar di pasaran telah menjadi candu untuk masyarakat Indonesia, bukan hanya anak kecil, namun juga orang dewasa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Jepang dan Amerika adalah negara yang memiliki teknologi terkini. Namun berbeda dengan Amerika yang mengembangkan teknologinya di bidang militer, Jepang, setelah dijatuhi bom terdahsyat sepanjang hayat, memutuskan untuk “putus hubungan” dengan dunia militer. Mereka memfokuskan kemajuan teknologi mereka pada hal-hal yang berguna untuk kehidupan sehari-hari. Teknologi di Jepang sangat canggih. Kecanggihan tersebut membuat hidup jadi lebih praktis. Masyarakat Jepang tidak perlu disibukan lagi dengan urusan-urusan kecil seperti parkir, membeli makan dan minum, naik kereta., dan sebagainya. Robot-robot Jepangpun makin menyerbu Amerika. Kapan ya Indonesia bisa menciptakan robot untuk bersih-bersih rumah?
Itulah pandangan-pandangan Saya tentang Jepang. Teman-teman Saya pun juga mempunyai pandangan tentang Jepang. Berikut adalah kutipan pendapat teman-teman Saya tentang Jepang:

“my second home country, a place where i learned life”
-moi- (pernah merasakan 1 tahun tinggal di Jepang)

“Jepang itu..... negeri yang dipenuhi orang-orang yang pekerja keras, kagum sama orang-orangnya. Ada ciri khasnya yang cukup bertentangan dengan Indonesia terutama masalah kebiasaan, etos kerjanya, dan gaya hidupnya. Saya lebih melihat Jepang yang dibangun oleh rakyatnya” -adit-

“Ada evolusinya. Pertama, Jepang itu penjajah. Kemudian, Jepang itu ternyata punya suatu ciri khas yg jarang orang dari bangsa lain bisa ikutin: ketekunan. Apapun yg mereka bikin selalu sepenuh hati. Baik yg baik maupun buruk. Semuanya sepenuh hati. Dan, yang pasti, Jepang itu dikaruniai Tuhan sama orang-orang yang reliabel banget. Otak mereka pintar-pintar dan cerdas-cerdas, dan ini berlangsung baik dalam kebaikan maupun keburukan.. hahaha.”-ira-

“bersih, praktis, tertib” -stun- (Pelajar Indonesia yang berkuliah di Jepang)

Jadi kesimpulannya, Jepang adalah Negara yang sangat Saya sukai. Meskipun Saya belum pernah ke Jepang, namun sejarahnya, kebudayaannya, filmnya, teknologinya, dan rasa nasionalisme yang tinggi memberikan inspirasi bagi Saya untuk memajukan Republik Indonesia tercinta ini.

Oleh: Putri Zulmiyusrini


Jepang di Mataku: Sumber Inspirasi (Part 1)



Jepang pemimpin Asia.
Jepang pelindung Asia.
Jepang cahaya Asia.
-propaganda 3A-

Jepang merupakan harapan baru bagi rakyat Indonesia saat pertama kalinya mereka menginjakan kakinya di Pulau Jawa. Tentara Belanda pun yang telah menjajah selama 350 tahun menyerah di tangan Jepang. Dan penjajahan Jepang terhadap Indonesia selama 3,5 tahun telah menghapuskan memori akan kekejaman Belanda selama 350 tahun. Namun, hal itu bukan karena kenangan manis yang dibawa oleh Jepang, melainkan kenangan yang lebih pahit, yang bisa menutupi kenangan buruk sebelumnya. Munculah penjajahan baru yang dilakukan oleh bangsa Asia terhadap bangsa Asia lainnya. Slogan 3A alih-alih berubah menjadi Jepang penjajah Asia. Kehadiran Jepang di Indonesia menambah catatan panjang sejarah hitam masa sebelum kemerdekaan Indonesia. Namun, Tuhan ternyata Maha Adil, ia memberikan balasan yang setimpal untuk Jepang dengan dibomnya 2 kota paling penting di Jepang pada saat itu, Hiroshima dan Nagasaki. Jepang menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu.

Sekarang Jepang telah bangkit dari keterpurukannya, membuka lembaran baru kehidupan, bahkan membuka hubungan kerjasama dengan Indonesia. Jepang menjadi negara pemberi bantuan terbesar di Indonesia dibandingkan dengan bantuan pemerintah dan LSM asing lainnya dengan persentase sebesar 47,06%. Jika dijumlahkan, sampai saat ini nilai realisasi ODA ( Official Development Assistance) atau Bantuan Pembangunan Pemerintah Jepang telah mencapai 29.597,35 US juta dolar. Melihat barang-barang dari negeri Sakura tersebar dimana-mana bukan lagi menjadi hal yang aneh. Tidak ada rasa takut ataupun trauma atas peristiwa masa lalu. Bahkan hal itu sudah menjadi sebuah kebutuhan. Masyarakat Indonesia tidak akan bisa bertahan jika tidak ada impor dari Jepang. Begitu juga Jepang, meskipun ia sudah maju berpuluh-puluh kali lipat dibandingkan Indonesia, tidak akan bisa bertahan tanpa adanya konsumen di Indonesia. Saya percaya, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang terbanyak devisa Negara Jepang. Sekarang kerjasama Indonesia dan Jepang sudah berusia 50 tahun. Dan Jepang mulai merealisasikan slogan 3A-nya sedikit demi sedikit.

Delapan Maret 1942 Jepang mendarat di Kalimantan untuk menguasai sumber minyak mentah Dan keesokan harinya Belanda menyerah pda Jepang di Kalijati. Saat menguasai Indonesia, Jepang membagi dua wilayah Indonesia berdasarkan pusat komando, dimana Pulau Jawa dan Sumatera di bawah komando angkatan darat, berpusat di Jakarta, sedangkan pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku di bawah komando Angkatan Laut yang berpusat di Ujung Pandang. Jepang datang dengan membawa propaganda-propaganda. Selain propaganda tentang gerakan 3A, ada lagi propaganda yang berbunyi Jepang saudara tua Indonesia dan Jepang bertujuan untuk membebaskan Indonesia dari Penjajahan.

Karena pemeritahan Jepang bersifat militeristis, wajah asli Jepang perlahan-lahan mulai tersingkap. Kebaikan demi kebaikan berubah menjadi ancaman. Penjajahan sesama bangsa Asia pun dimulai. Jepang pada masa itu merasa sebagai negara di Asia yang memiliki kekuatan yang besar untuk menguasai sebuah negara. Jepang membentuk organisasi semi militer dan militer penuh di Indonesia. Jepang mulai menggerogoti material bahkan mental dan moral bangsa Indonesia.
Militer Jepang membuat tiga kesalahan besar terhadap bangsa Indonesia:
1. Kerja paksa
Banyak laki-laki Indonesia diambil dari tengah keluarga mereka dan dikirim ke Burma untuk melakukan pekerjaan pembangunan dan banyak pekerjaan berat lainnya.

2. Perampasan harta benda
Tentara Jepang dengan paksa mengambil makanan, pakaian, dan pasokan lainnya dari keluarga-keuarga Indonesia, tanpa memberikan ganti rugi. Semua hasil perkebunan, pertanian, dan peternakan wajib disetorkan. Dan itu semata-mata dilakukan untuk kepentingan Negara Jepang sendiri.

3. Perkosaan dan perbudakan perempuan
Banyak wanita Indonesia yang dijadikan pemuas nafsu atau fujingkau bagi para tentara-tentara Jepang. Hal itu benar-benar sangat merugikan bangsa Indonesia, termasuk perempuan Indonesia yang harga dirinya telah terenggut. Bahkan sampai saat ini pun mereka belum bisa melupakan kejadian demi kejadian yang telah mereka lewati dulu.

Tuhan Maha Adil. Itulah yang dapat Saya katakan. Tuhan memberikan balasan kepada Jepang melalui tangan bangsa lain. Enam dan Sembilan agustus 1945 menjadi hari yang akan terus diingat oleh masyarakat Jepang. Hiroshima dan Nagasaki yang pada saat itu merupakan kota paling penting di Jepang, dibom oleh tentara sekutu. Hiroshima diledakan pada pukul 08.16 dan dalam waktu singkat 80.000-140.000 orang tewas dan 100.000 luka-luka. Nagasaki diledakan 3 hari kemudian pada pukul 11.02 dan menewaskan 74.000 orang dan 75.000 luka-luka. Sekutu pada waktu itu tidak mengenal kata ampun terhadap Jepang. Jepang menanggung perbuatannya sendiri. Namun sangat disayangkan. Rakyat sipil yang tidak tahu apa-apa pun menjadi sasaran kekejaman perang. Semua orang harus menanggung akibat dari perbuatan segelitir orang. Saat itu merupakan titik nadir Jepang. Namun ternyata mental dari sebuah bangsa bernama Jepang harus kita akui. Hanya dalam waktu yang tidak begitu lama, mereka bangkit kembali. Bahkan sekarang mereka kembali menjadi Negara Asia yang memiliki super power.

Pada tahun 1958, Jepang mulai membangun hubungan kerjasama bilateral dengan Indonesia. Jepang kembali dengan 3A nya, yang kali ini benar-benar menjadi mitra kerja yang baik untuk Indonesia dan semoga akan terus seperti itu. Namun sejarah sebuah bangsa harus bisa menjadi sebuah pelajaran untuk bangsa lainnya.
Sampai sekarang hubungan bilateral Jepang dan Indonesia terus berlangsung bahkan sudah mencapai usianya yang ke 51. Sudah setengah abad kita membina hubungan. Hubungan diplomatik ini dibuka pada bulan April 1958 dengan penandatangan Perjanjian Perdamaian antara Jepang dan Republik Indonesia. Pada tahun yang sama ditandai pula perjanjian pampasan perang. Sebagai bukti hubngan yang sudah membaik, pada Desember 2004, warga Negara Indonesia yang tinggal di Jepang berjumlah 23.890. Sedangkan pada Oktober 2006, warga Negara Jepang yang tinggal di Indonesia mencapai 11.090 orang.
Bantuan ODA Jepang di Indonesia dimulai dari tahun 1954, dalam bentuk penerimaan trainee untuk mendapatkan pelatihan di bidang industri, komunikasi transportasi, pertanian dan kesehatan. Bantuan ODA Jepang telah memberikan kontribusi besar di bidang pengembangan pembangunan infrastruktur sosial ekonomi. Misalnya, pada saat krisis ekonomi melanda Asia sejak Agustus 1997, Jepang membantu Indonesia yang sedang berusaha keluar dari krisis dalam bentuk pinjaman khusus, perpanjangan kewajiban pembayaran, dukungan strategi pemerintah, dan lain-lain. Begitu pula ketika gempa besar dan tsunami dari lautan Hindia melanda pulau Sumatra pada Desember 2004, Jepang menyediakan dana rekonstruksi dan rehabilitasi untuk korban bencana sebesar 640 juta US Dollar. Berbagai sektor yang menjadi sasaran bantuan dari ODA, antara lain sektor energi, transportasi, pertanian, perkebunan dan perikanan, kesehatan dan kebersihan, informasi dan komunikasi, dan sektor penanggulangan bencana. Bantuan yang diberikan oleh pemerintah Jepang dalam bentuk 3 hal, pinjaman yen, bantuan dana hibah, dan kerjasama teknik.
Pada perayaan peringatan kemitraan setengah Abad Jepang dan Indonesia, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono ingin memperingati perayaan 50 tahun hubungan Indonesia Jepang dengan memfokuskan perhatian pada 3 hal, budaya, pendidikan, dan pertemanan antara para pemuda di kedua Negara. “Hubungan yang lebih dekat antara pemuda dari kedua Negara sangat penting sehingga mereka dapat mewarisi dan melanjutkan hal-hal baik yang sudah terbina antara Indonesia dan Jepang.” Jelas Dinopati Jalal selaku juru bicara kepresidenan.

Perekonomian di Jepang sangat pesat, bahkan pada tahun 1960 an hingga 1980-an sering disebut “keajaiban ekonomi Jepang”, yakni rata-rata 10% pada tahun 1960-an, 5% pada tahun 1970-an, dan 4% pada tahun 1980-an. Jepang adalah Negara yang melangkah sangat jauh dibandingkan dengan negara-negara di Asia lainnya. Bahkan perkembangannya sudah bisa disandingkan dengan Amerika Serikat. Jepang merupakan negara dengan perekonomian terbesar nomor 2 setelah amerika serikat, dengan PDB nominal sekitar AS$4,5 triliun, dan perekonomian terbesar ke-3 di dunia setelah AS dan Republik Rakyat Cina dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Hal itulah yang mungkin membuat rakyat Indonesia sepakat bahwa Jepang memiliki high cost living rate. Semua orang menderita dari tingginya biaya hidup di Jepang. Apalagi masyarakat Indonesia yang disana tidak bekerja. Namun sepertinya bukan hanya warga asing yang merasakan tingginya biaya hidup di Jepang. Masyarakat Jepang sendiripun merasakan kesulitannya.

Untuk menjalani kehidupan sosial di Jepang, diperlukan waktu adaptasi yang tidak sebentar. Pernah ada suatu pernyataan dari orang Indonesia yang tinggal disana menyatakan ”Hal yang paling berat untukku bukan tentang tidak mempunyai teman bicara. Orang Jepang sangat segan untuk mengekspresikan perasaan mereka, sedangkan orang Indonesia tidak begitu. Saya hampir frustasi karena Saya harus berlaku seperti orang Jepang dan Saya tidak mempunyai tempat untuk melepaskan perasaanku”.
Pernyataan di atas membuat Saya berpikir bahwa orang Jepang adalah orang yang sangat tertutup. Saya pernah mendengar cerita seorang teman yang pernah tinggal sementara di Jepang. Ia pernah bertanya pada temannya “pernahkah kalian saling share perasaan kalian, apa yang kalian rasakan?” dan teman Jepangnya menjawab “seperti apa itu?”. Hal itu pula yang akan membuat mereka dengan mudah terkena stress. Mereka menyimpan perasaannya dalam hati, dan saat perasaan tersebut sudah hampir meledak, mereka mencoba mencari cara untuk melupakan rasa stress mereka, salah satunya adalah dengan mabuk. Sikap mereka yang seperti itu akan membuat orang asing tidak mengerti dengan apa yang mereka rasakan. Mereka akan berusaha utnuk menutup-nutupi apa yang mereka rasakan dan berpura-pura seperti tidak ada apa-apa.

Hal itu akan menjadi kesulitan bagi orang asing yang ingin membina hubungan secara mendalam dengan orang Jepang, apalagi untuk orang Barat yang cenderung ‘ceplas-ceplos”. Namun, dibalik kediaman mereka, mereka adalah orang yang sangat baik. Teman saya, orang Indonesia lainnya pernah bercerita “Saat Saya ke Jepang, Saya paling suka dengan orang - orangnya. Mereka sangat baik, rela berkorban, humble dan tidak sombong. Mereka kurang ekspresif, mereka lebih nunjukin rasa sayangnya dengan perbuatan daripada kata-kata. Tapi mungkin kitanya juga harus berusaha. Banyak hal yang berarti”. Meskipun tidak sedikit dari orang-orang Jepang yang sudah terkena budaya Barat, mereka masih menjaga nilai-nilai ke-Asia-an mereka. Masih menjunjung adat Timur, terutama budaya ramah, salam, dan sopannya. Rasa nasionalisme mereka yang tinggi juga sangat menginspirasi. Hal itu patut dijadikan contoh oleh masyarakat bangsa lain.

berlanjut ke part 2...